Empire islam dulunya tidak hanya membangun masjid,
sekolah dan lembaga keilmuan lainnya dalam mengambangkan pembelajaran dan
pengetahuan, akan tetapi terus melakukan subsidi keuangan yang banyak untuk
lembaga tersebut. Banyak sekali lembaga properti dan perwakafan ikut dalam misi
ini untuk memudahkan orang belajar, apalagi pelajar tersebut berasal dari
keluarga miskin agar mampu mengikuti pembelajaran, memperdalam kebudayaan, mengadakan
penelitian dan melanjutkan pendidikan.
Banyak sekali pembesar, ulama, cendikiawan
yang lahir dari keluarga miskin, seperti Imam Alghazali, Imam Syafi’I Jahidh. Mereka mendapatkan kemudahan dalam
pendidikan, dengan demikian mendapat kesempatan dalam pendidikan dan
melanjutkan ke jenjang yang tinggi, apalagi disertai dengan kecerdikan yang
luar biasa. Dengan demikian mereka menjadi terkenal sebagai filosof, ulama dan
ahli fikih.
Materi pelajaran tidak terikat dengan metode
tertentu, akan tetapi anak didik mempunyai kitab tertentu dalam setiap materi,
ketika kitab tersebut tamat, anak didik melanjutkan ke kitab yang lebih tinggi
dan seterusnya, sehingga anak didik bisa menyelesaikan pelajaran terhadap kitab
yang diinginkannya.
Belajar
merupakan kewajiban agama. Dan Islam telah mewajibkan kepada setiap laki-laki
dan perempuan. Karena inilah dalam islam sangat berantusias dalam membangun
instansi dan lembaga pendidikan di masjid, asrama, sekolah dan lembaga
pendidikan lainnya untuk mendektakan diri kepada Allah Ta’ala. Sehingga membawa
dan menuju ke sempurnaan, dengan demikian islam menyebarkan pendidikan dan
menyucikan jiwa sekaligus.
#Pendidikan
#pendidikanIslam
#islam
#pendidikanindonesia
No comments:
Post a Comment