Khutbah OPLOSAN
Oleh Fauzil
Mubarraq
Khutbah jum’at
merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan sebelum shalat jum’at. Banyak khatib
menguraikan tentang ketakwaan, keteladanan, masalah iman, masalah problema
masyarakat dan lain sebagainya.
Fenomena khatib tidak
teliti sudah menjadi tradisi para khatib dalam memaparkan isi khutbahnya. Ini
merupakan sebuah kekeliruan yang dilakukan oleh khatib tanpa re-cek
ke-absahan dan kesahihan hadits itu
sendiri, bahkan ada khatib yang memasukkan kata mutiara dan mengatakan bahwa
itu adalah hadits.
Menjadikan hadits maudhu’ dan dhaif sebagai
dalil yang membenarkan apa yang kita bicarakan merupakan sebuah kekeliruan.
Sangat disayangkan
sikap tidak hati – hati para khatib dalam menjalankan kewajibannya. Ini mungkin
dikarenakan beberapa factor: 1. Kurangnya pengetahuan khatib terhadap hadits
sahih dan dhaif. 2. Kurangnya perhatian pihak terkait dalam menindaklanjuti
para khatib seperti pihak panitian masjid, pihak MPU dan pemerintah dalam
menangani dan membimbing khatib dan calon khatib. Dengan begitu pentingnya
sertifikasi khatib oleh pihak yang berwenang dalam masalah ini.
Ada juga khatib setelah
mendapatkan hadits dalam sebuah buku atau kitab tanpa mengetahui apakah hadits
itu dhaif atau kuat, akan tetapi lansung saja menjadikan hadits itu dalil
dikhutbahnya dan tidak mengutarakan siapa perawi dan kesahihan hadits tersebut.
Ibnu Hajar alHaitamy
dalam kitab Fatawa Haditsiyah mengatakan ketika ditanyai tentang masalah khatib
yang tidak menyebutkan perawinya” khatib
tersebut harus ditindak tegas karena kekeliruannya, bahkan boleh bagi
pemerintah untuk menurnkan khatib tersebut dari jabatannya”
فعلى هذا الخطيب أن يبين مستنده في روايته فإن كان مستنداً صحيحاً
فلا اعتراض عليه وإلا ساغ الاعتراض عليه بل وجاز لوليّ الأمر أن يعزله من وظيفة
الخطابة زجراً له عن أن يتجرأ على هذه المرتبة السنية بغير حق(الفتاوى الحديثية
لابن حجر الهيتمي:1\88)
Maka sebagai khatib harus hati – hati
dalam menjalankan tugasnya, jangan sampai masyarakat keliru dalam mengamalkan
agama hanif ini. Dan ini merupakan PR kita semua. Allahu A’lam.
No comments:
Post a Comment