Qudrat
وَقُـدْرَةٌ اِرَادَةٌ وَغَايَـرَتْ³ أَمْرًا وَعِلْمًا وَالرِّضَا كَمَا ثَبَثْ
وَعِلْمُهُ وَلاَ يُقَالُ مُكْتَـسَبْ³ فَاتْبَعْ سَبِيْلَ الْحَقِّ وَأطْرَحِ الرِّيَبْ
"Qudrat dan Iradat. Iradat berbeda
dengan amar, ilmu dan dengan ridha seperti yang tersebut dalam na¡. Dan ilmu Allah bukanlah sesuatu
yang yang dihasilkan dari usaha (ilmu Allah tidak bersifat huduth). Ikutilah
jalan kebenaran dan tinggalkan keragu-raguan".
Sekarang sampailah pembahasa kita
pada sifat ma’any yaitu suatu sifat yang
wujudnya nyata dan bisa diraba dan dia bertempat pada zat sehingga dalam bahasa
arab diibarat dengan qaaimah bizzat berbeda dengan sifat hal yang
diibarat dengan saabit bizzat yang berarti ada akan tetapi tidak dapat
dilihat. berbeda dengan sifat ma’aniy yang sifatnya wujud, nyata dan
dapat dilihat jikalau dibuka hijab dan dengan ada sifat tersebut
sehingga berkonsekwensi kepada ada sifat lain kepada zat (sifat maknawiyah). Yang
termasuk dalam sifat ini adalah: Qudrat, Iradat, ‘Ilmu, Hayat, Sama‘, Basar dan Kalâm, namun yang
dijelas dalam bait ini adala 3 (tiga) macam sifat, ketiga macam tersebut
merupakan sifat yang ketujuh, kedelapan dan kesembilan dari sifat duapuluh:
1. Qudrat
Arti Qudrat ialah
berkuasa, mustahil Ia lemah (‘ajiz), sifat ini wajib kita imani dan
beri’tiqad dengan sesungguhnya, bahwa sifat ini ada dan wajib bagi Allah, dalam
kitab al Hudhudiy mendefinisikan dengan:
صفات يتأتى بها ايخاد كل ممكن
واعدامه على وفق الارادة
Suatu sifat yang dapat menciptakan apa saja dan
meniadakannya sesuai dengan iradahnya sendiri[1].
Sifat qudrah ini wujud dan nyata, kalau Allah
menghendaki untuk memperlihatkannya pasti dapat dilihat. Allah dapat
menciptakan alam semesta ini (mumkin) dari tiada kepada ada dan dari
tiada kepada ada melalui sifat ini. Pada dasarnya alam semesta ini tidak ada,
kemudian Allah ciptakan baru ia ada, dan apabila batas waktunya sudah habis
maka Allah tiadakan kembali dengan qudrahNya. Kerjaan qudrah itu
khusus pada barang yang mungkin (alam semesta), Allah tidak bekerja pada
yang wajib dan yang mustahil, karena demikian jangan dianggab bahwa Allah itu
lemah dengan sebab tidak menciptan istri dan anak serta taulannya, karena
memang yang itu bukan kerjaannya (wadhifah) qudrah sebagaimana
tidak boleh dikatakan batu itu tidak bagus karena tidak lunak dan garam itu
tidak sempurna karena tidak manis karena yang itu semua sifat dasar pada
barang-barang tersebut, demikian juga halnya Allah tidak berkurang martabat
dengan sebab tidak menciptakan kawan-kawannya karena memang yang itu di luar
dari kerjaan qudrah.
Barang yang munkin itu kita umpamakan anak
seseorang yang baru kawin, boleh ada anaknya dan boleh juga tidak ada, boleh
laki-laki dan boleh pula perempuan, boleh putih dan boleh hitam, boleh pandai
dan boleh juga bodoh, boleh mukmin dan boleh juga kafir, boleh kaya dan boleh
juga miskin, boleh di Aceh lahirnya dan boleh juga di luar Aceh, boleh sempurna
dan boleh juga cacat dan lain-lain sebagainya, unktuk menciptakan salah satu
dari berbagai macam yang berlawanan itu adalah qudrah Allah sesuai
dengan sepengetahuan, izin dan ketentuanNya.
Allah yang maha kuasa itu ketika menciptakan sesutu
selalu sesuai dan cocok dengan iradah dan kemauannya dan tidak ada satu
perbuatan pun yang di perbuatnya tanpa di iradah dan tanpa kesengajaan,
Allah selalu berbuat dengan penuh kesengajaan bukan dengan cara kebetulan. Ini
berbeda sekali dengan kita, dimana banyak sekali perbuatan yang kita alami dan
kita lihat tanpa kesengajaan dan tanpa diawali dengan suatu pragram yang baik,
tapi itu semua sudah terjadi dan kita juga yang berbuatnya.
Terkadang ada juga kita berbuat program tetapi
hasilnya belum tentu sesuai dengan apa yang diprogramkan, seperti orang
berkehendak kepada kaya, lalu ia berdagang dengan sistim perdagangan yang
bagus, dan perdagangannya berjalan lancar dan maju, beberapa tahun kemudian
orang yang berutang padanya tidak sanggub membayar lagi karena musibah, dan
tukang dagang itu terus menurus menagih utang, banjirpun datang atau kebakaran
terjadi, harta bendanya yang terkumpul di bawa semua oleh banjir atau dilahab
habis oleh api, dan dia juga menderita penyakit yang kronis, sakit ini belum
sembuh yang lain sudah datang, akhirnya dia lumpuh layu dan terbaring di
ranjang.
Nah, Sekarang kita bertanya, dimanakah kaya yang ia
kehendaki? Coba kita pikir, kehendak siapa yang berlaku? tenaga siapa yang
membuat dia begini? Apakah ia tidak berusaha supaya jangan begini? Kemanakah
tenaga yang penah dibangga-bangakan?
Tentu jawabannya, Allah lah yang berkuasa atas
segala-galanya, tidak ada daya upaya pada kita untuk melawan kekuasaannya,
karena kekuasaan yang kita milikipun, mutlak milik Allah, bukan saja kuasa
kita, bahkan diri kita, perbuatan kita dan apa saja yang kita miliki semuanya
milikNya
ان الله خلقكم وما تعملون
Sesungguhnya Allah lah yang menciptakan kamu dan
barang-barang yang kamu kerjakan (ash shafat 96)
ما شاء الله كان وما لم يشاء لم يكن
Barang-barang yang Allah kehendaki pasti terjadi, dan
barang-barang yang tidak Ia kehendaki tidak akan terjad(…………………..)
لا حولا ولا قوة إلا باالله العلى العظيم
Tiada daya dan upaya melainkan dari Allah yang maha
tinggi lagi maha agung.
Pada diri kita tidak ada daya sedikitpun
untuk berbuat apa yang diinginkan, karena banyak sekali yang kita kehendaki dan
kita inginkan, tetapi sebagian kecilpun tidak sanggub kita buktikan dalam
bentuk nyata, sekalipun ia mempunyanyi kekuasaan yang melebihi dari orang lain
Dari karena demikian, kita
selaku makhluk yang lemah, berencana boleh tetapi yang memutuskan itu semua
adalah urusan Allah, Ia berkehdak dan berbuat serta Ia maha sempurna
dimana tidak memperbuat satu perbuatanpun tanpa di awali berkehendak terlebih
dahulu. Tidak ada satu kekuasaan pun yang mampu untuk menjadikan atau
meniadakan jika Ia tidak menghendaki. Firman Allah:
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Yunus, 107).
Rasulullah bersabda:
إذا
سألت فاسأل الله وإذا استعنت فاستعن بالله واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك
بشئ لم ينفعوك إلا بشئ قد كتبه الله لك وإن اجتمعوا على أن يضروك بشئ لم يضروك إلا
بشئ قد كتبه الله عليك رفعت الأقلام وجفت الصحف
Rasulullah bersabda, Jika engkau memehon, maka memehonlah kepada Allah,
dan engka minta pertolongan mintalah kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya
seluruh mahkluk itu berkumpul untuk memberi manfaat kepadamu berupa sesuatu,
niscaya mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepadamu selain berupa
sesuatu yang telah ditetapkan Allah bagimu. Dan seandainya mereka semua
berkumpul untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan mampu
mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah atasmu. Pena
telah kering dan lembara-lembaran sudah dilipat (HR, Turmiziy)
Dengan mengetahui makna qudrah
sedemikian, nyatalah bahwa sesunggunya alam ini tidak sanggub berbuat apa-apa,
api tidak dapat membakar, pisau tidak dapat memutus, makanan tidak sanggub
mengeyangkan, manusia tidak bisa bergerak, jika Allah tidak berkehendak dan
melakukan itu semua dengan iradah dan qudrahnya.
No comments:
Post a Comment